Sabtu, 01 November 2014

Bedaya Ketawang

Tari Bedhaya Ketawang berasal dari kata bedhaya berarti penari wanita di istana. Sedangkan ketawang berasal dari kata yang berarti langit, identik dengan mendhung atau awan tempatnya di atas, sesuatu yang di atas dinamakan tinggi makna simbolisnya yaitu luhur. Tari Bedhaya Ketawang menjadi tari suguhan sakral yang berarti suci yang menyangkut Ketuhanan, dimana segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa kehendak TuhanYang Maha Esa.

Tarian ini memiliki tiga makna yaitu
  • Adat Upacara, menurut adatnya tarian ini hanya bisa dilakukan pada setahun sekali saja yaitu pada hari ulang tahun tahta kerajaan.
  • Sakral, Karena pencipta dari tarian ini berasal dari Ratu kidul, konon kabarnya beliau selalu hadir pada saat latihan ataupun pada saat tarian ini dipentaskan
  • Religius,karena tarian ini juga mengajarkan tentang filsafah hidup serta menanyakan untuk tujuan apa manusia hidup selama di dunia.
  • Penari
Sebelum melakukan pementasan baik penari maupun Keraton selalu memiliki kebiasaan atau ritual yang harus dijalankan, seperti :
Sebelum menarikan tarian ini kesembilan penari ini melakukan ritual puasa tertentu, harus suci lahir dan batin serta tidak dalam keadaan datang bulan. Untuk itu disiapkan penari cadangan untuk menggantikan para penari yang tiba-tiba mendapat halangan pada saat akan pementasan.Kesucian para penari benar-benar diperhatikan karena konon kabarnya Kanjeng Ratu Kidul akan datang menghampiri para penari yang gerakannya masih salah pada saat latihan berlangsung.
  • Keraton
Keraton juga harus melakukan ritual tertentu yaitu larungan atau labuhan yang berarti persembahan korban berupa sesaji ke 4 titik mata angin.Keempat mata angin tersebut dimulai di bagian arah utara untuk Gunung Merapi dengan penguasa Kanjeng Ratu Sekar. Di bagian arah selatan untuk Segoro Kidul Laut Selatan dengan penguasa Ratu Kidul. Di bagian barat, untuk Tawang Sari dengan penguasa Sang Hyang Pramori Durga di hutan Krendowahono. Dan terakhir, di bagian timur untuk Tawang Mangu dengan penguasa Argodalem Tirtomoyo, dan Gunung Lawu dengan penguasa Kyai Sunan Lawu.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar