Minggu, 02 November 2014

Gamelan Carabalen

Carabalen

CARABALEN adalah salah satu gamelan pakurmatan (penghormatan) yang mempunyai laras 4 nada (catur raras) yaitu: jangga (2), panunggul (1), nem (6), gangsal (5). Menurut Serat Wedhapradangga, gamelan carabalen itu dibuat pada zaman Prabu Suryawisesa di negara Jenggala, dengan candra sengkala: Tinengeran Winsik Suci ing Nata Bathara, yang melambangkan angka tahun 1145 Saka atau 1223 M.
Pada zaman itu gemalan pakurmatan digunakan raja pada waktu miyos siniwaka untuk memimpin persidangan, pada hari Senin dan Kamis, serta pada waktu raja mempunyai hajat. Adapun nama gending Carabelan seperti: (1) Gansaran; (2) Balibalen; dan (3) Pisahan Bali atau Pisangbali.
Sampai sekarang gamelan Carabelan itu dimiliki oleh keraton Surakarta, Istana Mangkunegaran, dan STSI Surakarta. Di keraton, gamelan Carabelan itu dimainkan bilamana raja punya hajad perkawinan, untuk menghormati kedatangan tamu.
Dalam pertunjukan Wayang Kulit, gending Gangsaran dalam gamelan Carabelan sering digunakan untuk mengiringi adengan perang misalnya: Adegan perang Bratasena melawan Suratimantra dalam lakon Kangsa Adu Jago; perang Bima melawan Duryudana dalam lakon Duryadana Gugur; dan perang Arjuna melawan Niwatakawaca dalam lakon  Arjunawiwaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar